Sabtu, 20 Maret 2010

STANDAR TEKNIS

Standar Teknis adalah suatu aturan atau persayaratan formal yang telah disepakati bersama agar tercipta keserasian disegala aspek bagi setiap orang dan juga industri.

Sandar teknis dapat dikembangkan baik secara sendiri-sendiri maupun unilateral, misalnya oleh suatu perusahaan atau industri, kelompok, asosiasi perdagangan, dan lain-lain.

Badan atau organisasi standarisasi adalah suatu organisasi yng bertujuan untuk mengembangkan, mengkoordinasi, menyebar luaskan, merevisi, menertibkan, dan memelihara standar yang akan digunakan oleh pengguna yang lebih luas atau umum.

Menurut lingkup geografisnya, badan standar dapat dibagi menjadi :
  1. Badan Standarisasi Internasional. Contohnya : ISO atau IEC
  2. Badan Standarisasi Nasional. Contohnya : BSN Indonesia
  3. Badan Standarisasi Regional
Fungsi Standar Teknis diperusahaan antara lain :
  1. Meningkatkan citra perusahaan.
  2. Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan.
  3. Meningkatkan efisiensi kerja.
  4. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, dan perbaikan.
  5. Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan.
  6. mengurangi resiko usaha.
  7. Meningkatkan daya saing.
  8. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan.
  9. Mendapatkan kepercayaan dari konsumen, mitra kerja, pemodal, dan lain-lain.

PERBANDINGAN KODE ETIK

Seorang enginner harus memahami, menjunjung tinggi, dan menerapkan kode etik dalam kehidupannya, baik dalam bidangnya, organisasi, maupun negaranya.

Kode etik dalam setiap bidang, organisasi, maupun negara dapat berbeda-beda, namun tujuannya teteplah sama, yaitu memberikan dampak serta pandangan positif bagi semua aspek dalam bidang, organisasi, negara, dan juga bagi enginner itu sendiri.

Dalam bidangnya seorang enginner haruslah bertanggung jawab terhadap bidang atau profesinya, agar timbul sikap pantang menyerah dalam menjalankan setiap aktifitasnya. Selain itu seorang enginner haruslah memiliki sikap jujur, agar dapat menimbulkan rasa percaya dari konsumen dan masyarakat. Dan seorang enginner harus pula memiliki daya kreatifitas yang tinggi, agar dapat meningkatkan kemampuan dan wawasannya didalam bidang atau profesi yang dijalankannya.

Dalam organisasi seorang enginner tidak hanya harus bertanggung jawab dan jujur kepada bidang dan juga konsumennya, akan tetapi dibutuhkan pula rasa tanggung jawab dan jujur terhadap setiap aspek atau enginner lain yang ada dalam organisasi dan juga organisasi yang lain, sehingga tidak ada konflik atau kesalah pahaman antara atasan dan bawahan dalam organisasi maupun antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya, serta dapat meningkatkan daya kreatifitas enginner dan juga organisasinya didalam dunia industri.

Dalam suatu negara, enginner haruslah pula mentaati kode etik yang berlaku pada negara dimana ia menjalankan profesinya. Kode etik pada suatu negarapun berbeda-beda, antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Dengan mentaati kode etik yang berlaku pada negaranya, maka seorang enginner dapat bertanggung jawab, jujur, dan berkreasi demi kemajuan teknologi, industri, dan negaranya.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perbedaan kode etik enginner berdasarkan bidang, organisasi, dan negara adalah semakin besar lingkup seorang enginner, maka semakin besar dan semakin banyak pula kode etik yang harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupannya, agar dapat menghasilkan daampak positif serta kemajuan yang lebih luas dan baik pula bagi profesi, bidang, organisasi, negara, dan kehidupan enginner itu sendiri.

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

Secara umum kata etika atau etik berasal dari kata ethos (bahsa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta cara pandang yang dimiliki oleh seseorang ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikeraannya itu sala hatau benar, buruk atau baik. Sehingga akan tercipta atasan yang dapat mengatur tatacara pergaulan manusia secara individu maupun didalam kelompok sosialnya.

Secara khusus etika dapat dikaitkan dengan bentuk aturan (kode etik) secara tertulis yang sengaja dibuat berdasarkan prinsip yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, dan pada saat dibutuhkan dapat diadikan dasar untuk menghakimi segala tindakan yang dinilai bertentangan dan menyimpang dari kode etik tersebut.

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etika merupakan sebagai gambaran bentuk pengendalian diri, karena etika dibuat, ditujukan dari dan untuk kepentingan seseorang, kelompok sosial, dan juga profesi itu sendiri.

Oleh karena itu setiap orang hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan lingkungannya bilamana dalam diri setiap orang tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan kode etik tersebut dalam setiap profesi dan kehidupannya.

Jadi yang dimaksud dengan Etika Profesi adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh tanggung jawab demi melayani tugas dari manusia, masyarakat dan juga profesinya